Berbagi Daging Kurban

Perintah kurban untuk umat muslim bermula dari peristiwa Nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengurbankan anaknya, yakni Nabi Ismail. Nabi Ibrahim diketahui telah menunggu puluhan tahun lamanya untuk mendapatkan keturunan, seorang anak yang amat disayanginya. Namun ketika Allah SWT memberikan perintah untuk menyembelih Nabi Ismail, Nabi Ibrahim pun melaksanakannya dengan sungguh2. Walaupun ada perasaan bimbang dan rasa tak ingin kehilangan, Nabi Ibrahim tetap patuh dengan apa yang Allah SWT perintahkan.

Kesungguhan dan ketulusan Nabi Ibrahim dibalas oleh Allah SWT dengan digantikannya Nabi Ismail dengan seekor domba. Beliau kemudian diperintahkan untuk menyembelih domba dan membagikan daging tersebut sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Ibadah kurban ini mengajarkan bahwa manusia tidak memiliki apapun kecuali datangnya dari Allah SWT, karena itu sepatutnya kita meneladani Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Kurban adalah saat yang sangat membahagiakan umat muslim, saat-saat untuk berbagi kepada orang-orang terdekat yang telah Allah SWT persiapkan waktunya setiap tahun sekali. Allah SWT mengajarkan pada manusia untuk berbagi pada orang-orang yang berhak menerimanya dengan cara berkurban, karena itu berkurbanlah selama masih mampu untuk melakukannya. Selain itu ada pelajaran tentang kebesaran dan kesabaran seorang ayah dan anak yang taat melaksakan perintah Allah SWT, yang patut menjadi teladan dalam menjalankan perintah-Nya. Berkurban juga menunjukkan tingkat keimanan seseorang dan waktunya untuk berlomba berbuat kebaikan. Salah satu dasar perintah kurban dalam al Qur’an adalah surat al Hajj ayat 22 yang menyebutkan bahwa telah diserukan dan disyariatkan untuk menyembelih binatang atas nama Allah SWT dan berserah diri kepada-Nya.

Penyembelihan hewan kurban dilakukan dengan menyebut nama Allah SWT sebagai wujud berserah diri dan hanya mengharap ridho-Nya, maka segala kebaikan akan diberikan pada hamba-Nya. Berkurban lebih baik dari amalan apapun bahkan sedekah, namun hanya bisa dilakukan pada tanggal 10-13 Dzulhijjah saja. Berkurban merupakan amalan yang akan menyenangkan diri sendiri dan orang lain, Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang berkurban bahkan menjanjikan limpahan hikmah bagi hamba-Nya yang takwa. Selain itu menjadi bentuk syukur manusia pada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan.

Mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjalani perintah-Nya dengan penuh ketaqwaan merupakan hikmah dan makna dari kurban yang mengajarkan untuk senantiasa bersyukur dan mengasah kepedulian sosial. Hewan ternak yang telah disembelih, dagingnya dibagikan ke seluruh umat muslim khususnya fakir dan miskin, selain meningkatkan rasa empati untuk berbagi dan peduli, juga memberdaya ekonomi peternak desa. Yayasan Sarana Wana Jaya melakukan penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idhul Adha 1442 H, kemudian daging kurban sebagian dibagikan kepada karyawan karyawati dan sebagian lagi dibagikan kepada masyarakat sekitar kantor.

 

 

Menjenguk Keluarga yang Sakit

Sejak masih anak2 umumnya setiap orang telah belajar menjenguk teman atau kerabat yang sedang sakit. Menjenguk orang sakit amat dianjurkan dalam ajaran Islam, di samping bernilai ibadah juga memberikan dampak positif baik pada orang yang sakit maupun para penjenguk. 

Orang yang sedang sakit, ketika dijenguk maka hatinya akan merasa lapang, merasa diperhatikan, memperoleh dukungan dan rasa tenteram dari orang-orang yang menjenguknya sehingga dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dan sugesti bagi orang yang sakit. Hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam jiwanya untuk melawan sakit yang dialaminya. 

 Di dalam diri orang yang sakit ada energi dan dorongan hebat untuk segera sembuh. Dengan menjenguk orang yang sakit, dapat pula diketahui bantuan yang dibutuhkannya. Yayasan Sarana Wana Jaya selalu melakukan kunjungan kepada anggota keluarga besar Yayasan Sarana Wana Jaya yang sedang sakit untuk memberikan perhatian, semangat, dorongan, dan do’a semoga segera dapat sembuh dan sehat kembali seperti sedia kala.

Menjenguk orang yang sakit juga dapat memperoleh manfaat. Dengan datang menjenguk orang yang sakit maka dapat belajar berempati, ikut merasakan penderitaan orang lain, menumbuhkan kedekatan emosional pada orang lain, serta menumbuhkan rasa syukur karena masih sehat agar lebih memperhatikan kesehatan supaya tidak jatuh sakit. Menjenguk orang sakit juga bisa memperkuat tali silaturahmi dengan teman yang sedang sakit, karena bersedia menemani bukan di saat senang saja tetapi juga di saat susah sehingga orang yang sakit pun tumbuh keinginan untuk membalas perhatian yang telah diterimanya. Dengan melihat penderitaan orang yang sakit maka orang yang menjenguk tumbuh kesadaran bahwa sewaktu-waktu dapat juga mengalami hal yang sama.

 

 

Berbagi Takjil

Selama ini takjil lebih dikenal dengan makanan pembuka puasa, padahal arti sebenarnya dari kata takjil yang dalam bahasa arab disebut “ajila” adalah menyegerakan. Nabi Muhammad saw. menganjurkan umatnya yang berpuasa untuk menyegerakan berbuka ketika waktu berbuka tiba. Seiring berkembangnya zaman, hidangan pembuka puasa atau takjil pun selalu disiapkan oleh mereka yang berpuasa. Beragam hidangan takjil mulai dari yang manis, gurih, ataupun yang segar-segar banyak dijumpai saat bulan Ramadan. Mereka yang berpuasa akan membayangkan nikmatnya menyantap takjil yang lezat. Takjil pun menjadi salah satu hal yang istimewa saat bulan Ramadan tiba.

Orang yang memberikan takjil atau makanan kepada orang yang sedang berpuasa maka pahalanya sama seperti orang yang sedang berpuasa tersebut. Rasullullah saw bersabda “Siapa memberi makan orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga. (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad). Berbagi takjil merupakan salah satu bentuk ibadah sunah yang sangat dianjurkan. Berbagi takjil kepada mereka yang kurang mampu ataupun dengan memberikannya di masjid-masjid untuk para jamaah ataupun para musafir yang berpuasa dengan tidak langsung akan melatih diri untuk ikhlas bersedekah. Dalam islam sendiri bersedekah sangat dianjurkan karena pahalanya tidak akan putus.

Tidak hanya sebagai bentuk ibadah manusia kepada Tuhannya, tetapi dengan membiasakan berbagi takjil juga akan memupuk jiwa kepedulian sosial terhadap sesama. Jiwa kepedulian yang semakin tergerus oleh peradaban sudah seyogyanya di tumbuhkan kembali sebagaimana dilakukan oleh Yayasan Sarana Wana Jaya pada hari Kamis tanggal 29 April 2021 dengan cara membagikan takjil. Sebanyak 200 paket takjil telah dibagikan di sore hari kepada para pengendara terutama pengendara sepeda motor yang sedang dalam perjalanan pulang dari tempat bekerja. Berbagi takjil untuk berbuka puasa sejatinya tidak saja akan mendapatkan pahala ganda, namun juga berbagi rasa gembira dan suka cita yang bermakna menambah kebaikan terhadap sesama.

 

 

Sowan Kasepuhan Keluarga Sarana Wana Jaya

Silaturahim merupakan komunikasi yang diantaranya menekankan pada barokah, tawadlu, dan merujuk pada orang terdahulu, dengan harapan memperoleh keseimbangan, manfaat pada lingkungan sekitar, serta memberi penghormatan pada orang yang lebih bijaksana. Komunikasi dengan perspektif lokal ini didasarkan pada nilai-nilai kearifan dan kebijaksanaan tradisi dan budaya komunikasi sehari-hari. Salah satu perilaku komunikasi yang lekat dengan budaya Jawa khususnya adalah sowan, sebuah tradisi yang tetap terjaga selama beribu2 tahun dan dilakukan oleh masyarakat hingga kini.

Tradisi sowan dilakukan oleh kalangan muda kepada sesepuh atau yang di sepuhkan dalam keluarga besar Sarana Wana Jaya. Rombongan sowan yang datang kepada sesepuh adalah mewakili seluruh keluarga besar Sarana Wana Jaya. Tradisi ini sesungguhnya bertujuan memperkenalkan anggota keluarga besar Sarana Wana Jaya kepada kalangan muda untuk memperkuat tali persaudaraan agar tidak pudar oleh kesibukan yang kadangkala dapat mengalahkan hal yang dapat dibilang sakral.
Dalam rangka memperingati hari ulang tahun Yayasan Sarana Wana Jaya yang ke 48 pada bulan Maret 2021 ini telah dilakukan sowan-sowan kepada keluarga sesepuh. Selain mendoakan para sesepuh selalu mendapatkan kesehatan, kebahagiaan, dan kebarokahan, juga diharapankan kesempatan sowan kasepuhan ini dapat memperkokoh kekeluargaan Sarana Wana Jaya.

 

 

YSWJ Peduli Masyarakat Korban Banjir

Warga Jakarta masih belum bisa lepas dari masalah banjir. Sulitnya hidup di ibu kota pun bertambah berat saat banjir menyergap. Mulai dari tersendatnya aktivitas, harta benda yang rusak dan hilang, hingga sejumlah penyakit yang berpotensi diderita saat banjir melanda. Banyak dampak buruk banjir lainnya pada harta benda warga Jakarta, seperti mobil dan barang-barang elektronik yang rusak. Permasalahan banjir ini sudah puluhan tahun melanda ibu kota dan wilayah sekitarnya.

Yayasan Sarana Wana Jaya terpanggil untuk ikut memikul tanggung jawab sosial terhadap warga sekitar kantor yang menjadi korban banjir dengan membagikan bantuan sembako kepada warga RT sekitar yang terendam banjir melalui dapur umum yang berada di RT belakang kantor, serta bantuan material kebersihan untuk mushola di RT lainnya yang juga terendam banjir. Sumbangsih yang dilandasi cinta kasih kepada sesama akan sangat bermakna bagi masyarakat dan kehidupan. Semoga warga Jakarta utamanya yang menjadi korban banjir akan memperoleh kebahagiaan meskipun berada di tengah bencana.

 

 

Menjanjagi Kerjasama Pelatihan

Kerjasama antara Yayasan Sarana Wana Jaya dengan Puslitbang Hasil Hutan (P3HH) Bogor sudah dirintis sejak lama. Terkini adalah mengunjungi Laboratorium Kimia Hasil Hutan untuk melihat lebih dekat proses pembuatan cuka kayu. Setelah mengetahui lebih banyak tentang berbagai derivat produk cuka kayu, YSWJ melakukan penjajagan kemungkinan menyelenggarakan pelatihan pembuatan sabun mandi cuka kayu yang berkasiat menyehatkan kulit.  Selain membantu penyebarluasan hasil2 penelitian, pelatihan ini diharapkan dapat memunculkan usaha2 rumah tangga pembuatan produk herbal.   

 

 

Mematuhi Protokol Kesehatan

Setelah lebih dari setengah tahun melaksanakan kerja dari rumah (work from home), pada era pandemi Covid-19, para pembina, pengurus dan pegawai YSWJ yang dalam kondisi sehat rindu untuk bertemu secara tatap muka di kantor. Dengan tetap patuh mengikuti protokol kesehatan, pertemuan tersebut diselenggarakan pada tanggal 12 November 2020 dalam acara Rapat Pembina YSWJ. Selalu menjaga kesehatan sangatlah penting agar tetap sehat dan produktif.

 

 

 

YSWJ Peduli Pencegahan Pandemi Covid-19

Pada peringan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2020 Yayasan Sarana Wana Jaya (YSWJ) mengajak masyarakat patuh pada protokol kesehatan untuk mengurangi penyebaran virus korona dengan cara membagikan 500 buah face shield. Sebanyak 300 buah dibagikan kepada ASN Kemen LHK di gedung Maggala Wana Bakti (MWB) yang secara sibolis disematkan langsung pada perwakilan ASN. Sebanyak 200 buah dibagikan kepada masyarakat umum. Kegiatan ini juga merupakan wujud nyata tanggungjawab social YSWJ terhadap lingkungan sekitar.

 

 

 

Membagikan Daging Hewan Qurban

Ibadah berqurban adalah salah satu ibadah yang disukai dan dimuliakan oleh Allah swt. Melakukan qurban tidak hanya menjadi kesempatan untuk berbagi namun juga mensucikan diri dan harta benda yang dimiliki. Berqurban juga sebagai bentuk syukur atas rezeki yang melimpah yang diberikan Allah swt sehingga mampu menyalurkannya untuk banyak orang. Yayasan Sarana Wana Jaya melakukan penyembelihan hewan qurban pada Hari Raya Idhul Adha 1441 H, lalu membagi-bagikan daging qurban kepada masyarakat sekitar kantor.