Banjir rob atau banjir pasang surut (tidal flooding) merupakan banjir sementara di daerah dataran rendah pesisir/pantai selama air laut pasang sangat tinggi atau adanya gelombang badai. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap banjir rob antara lain adalah : (i). Suhu permukaan laut yang tinggi memicu badai lepas pantai dengan energi dan volume air yang besar menuju ke wilayah daratan; (ii). Pemanasan global yang menyebabkan pencairan es kutub dan perubahan sirkulasi laut, menstimulir kenaikan permukaan air laut membuat air pasang tinggi menciptakan tekanan pada sistem drainase pantai;
(iii). Penurunan permukaan tanah (subsidensi) daratan secara alami karena abrasi pantai dan non alami karena intensifnya pengambilan air tanah di (iv). Curah hujan tinggi mengakibatkan kenaikan muka air laut yang memperburuk resiko badai dan banjir rob ke daratan; dan (v). Degradasi mangrove di daerah pantai, pendangkalan sungai/drainase dll.
Banjir rob yang melanda sejumlah wilayah pesisir utara Jawa Tengah, adalah kombinasi dengan gelombang tinggi yang berdampak ke beberapa Kabupaten/ Kota. Banjir rob juga seringkali terjadi di pantai Utara Jakarta dengan berbagai dampaknya. Berdasarkan data BMKG tentang tinggi air dan prediksi pasang surut air laut, banjir rob berpotensi terjadi di pesisir pantai Aceh, Sumut, Sumbar, Lampung, Kep. Riau, Babel, Utara DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, Kalbar, Kalteng, Malut, Maluku, Papua Utara/Selatan.
Upaya mitigasi banjir rob yang layak untuk pembelajaran bersama adalah yang telah/sedang digarap Pemda DKI Jakarta, yaitu dengan : (i). Membangun tanggul laut/pantai raksasa melalui proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD); (ii). Kegiatan struktur dengan peningkatan kapasitas saluran/drainase baik mikro maupun sungai melalui pembangunan polder, waduk dan kali; dan (iii). Kegiatan non struktur, berupa pemeliharaan saluran/drainase, pengerukan sedimentasi, pendalaman sungai dll.
Selengkapnya klik link berikut