HHBK KEMENYAN DAN PROSPEK PRODUK TURUNANNYA

DARI REDAKSI

Tumbuhan kemenyan adalah pohon dari genus Styrax (untuk kemenyan Indonesia) atau genus Boswellia (untuk kemenyan Arab). Pohon kemenyan Styrax tumbuh di Indonesia di pulau-pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan serta di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Vietnam, Laos, dan Thailand. Sedangkan kemenyan Boswellia merupakan tumbuhan asli dari Oman, Yaman, Somalia, dan juga ditemukan di India dan Pakistan. Di Indonesia biasanya disebut sebagai Kemenyan Durame (Styrax Benzoine), Kemenyan Bulu (Styrax Benzoine var. hiliferum), Kemenyan Toba (Styrax paralleloneurum), dan Kemenyan Siam (Styrax Tokinensis). Jenis-jenis kemenyan ini juga dikenal sebagai Kemenyan Jawa dan Kemenyan Sumatera.

Jenis Kemenyan Durame merupakan tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Jawa, Sumatera, dan Bangka Belitung, juga tersebar di Malaysia, Vietnam, Laos, dan Thailand. Sedangkan Kemenyan Bulu dan Kemenyan Toba tumbuh di Sumatera dan Malaysia. Pohon kemenyan merupakan pohon hutan yang mempunyai karakteristik ketinggian mencapai 24-40 meter. Batangnya lurus dan hanya memiliki sedikit percabangan. Diameter batangnya mampu mencapai 60-100 cm, kayu gubalnya berwarna putih. Kulit batang berwarna kemerahan dengan alur yang tidak dalam serta ukuran daun sedang dan bagian bawahnya berbulu halus. Buahnya gepeng lonjong berukuran 2,5-3 cm berwarna coklat keputihan

Pohon kemenyan menghasilkan getah resin yang harum. Bersama dengan barus, kemenyan telah menjadi komoditi andalan nusantara yang telah diperdagangkan sejak beratus tahun silam. Peradaban kemenyan sudah berjalan berabad-abad di hutan adat kawasan Danau Toba. Perdagangan kemenyan dan kapur barus di Pelabuhan Barus, pantai barat Sumatera Utara, bahkan sudah tercatat lebih dari 1.000 tahun lalu.

Gatah kemenyan dapat dimanfaatkan untuk ritual tradisional, campuran rokok, aroma therapi. serta menjadi bahan baku industri parfum, kosmetik, dan obat-obatan. Produk dari tumbuhan ini begitu bernilai dalam industri farmasi dan kosmetika.

HHBK KEMENYAN DAN PROSPEK PRODUK TURUNANNYA

Kemenyan dikenal dengan nama perdagangan benzoin, yaitu resin aromatik yang dihasilkan oleh pohon dari genus Styrax. Pengembangan tanamannya dapat dilakukan melalui biji atau stek batang, dan benihnya memerlukan naungan saat awal pertumbuhan. Kemenyan tumbuh secara alami di hutan-hutan alam di ketinggian 1.000 m-1.400 m dpl, dana hanya bisa tumbuh di hutan alam yang masih bagus di antara tanaman-tanaman hutan lain. Kemenyan tidak bisa tumbuh tanpa vegetasi peneduh. Masyarakat adat menjaga hutan kemenyan tersebut secara lestari sehingga kini dapat menghasilkan triliunan rupiah setiap tahun. Mereka menghidupi tradisi kemenyan berabad-abad karena semerbak harumnya telah menyebar ke seluruh dunia.

Satu siklus (periode) pengolahan kemenyan berlangsung satu tahun. Dalam satu periode, seorang petani kemenyan mampu mengerjakan 150 pohon kemenyan.

  1. Membersihkan hutan kemenyan biasanya dimulai pada April dan berakhir pada Juni. Petani akan memulai periode dengan membersihkan rumput di sekitar pohon kemenyan.
  2. Batang pohon dibersihkan dari lumut dan kotoran dengan alat bernama guris, serta membersihkan ulat batang dan benalu yang tumbuh di batang pohon kemenyan.
  3. Setelah itu petani membuat lobang sadap pada kulit pohon menggunakan alat yang disebut agat. Kulit pohon ditusuk hingga menyentuh batang pohon dan dicongkel sedikit, lalu diketuk menggunakan bagian belakang agat dengan tempo yang teratur. Seorang petani dapat membersihkan, merawat, dan menyadap 5-7 batang pohon kemenyan per hari.
  4. Pohon kemenyan berbunga sekali dalam satu tahun, antara bulan November hingga Januari, dan bulan November tersebut merupakan awal musim panen kemenyan. Tanaman kemenyan hanya bisa disadap saat daunnya mulai tumbuh lebat setelah musim gugur. Getah kemenyan diperoleh dengan menyadap batang pohon yang sudah berusia minimal 6-7 tahun. Resin kemenyan akan menetes pelan dan bisa dipanen setelah 4-5 bulan. Getah yang keluar akan mengeras seperti kepingan-kepingan berwarna putih atau keputihan saat terkena udara. Getah menggumpal di bawah dan di luar kulit pohon. Satu batang pohon kemenyan bisa menghasilkan 1 kilogram getah dalam setahun. Setiap petani dapat memperoleh 150 kilogram per tahun.

Kemenyan membawa kemakmuran bagi petaninya. Dengan harga kualitas 1 Rp 300.000 per kilogram, petani dapat memperoleh rata-rata Rp 45 juta saat musim panen. Hasil musim panen digunakan untuk membayar uang sekolah hingga uang kuliah anak-anak petani. Mereka umumnya bersekolah di kota.

Untuk keperluan sehari-hari, petani kemenyan menjual getah jenis tahir. Getah ini diperoleh saat membersihkan batang kemenyan. Getah berupa butiran2 kecil ini hasil penyadapan periode sebelumnya yang masih mengeluarkan sedikit getah. Dalam seminggu, petani bisa mengumpulkan sekitar 6 kilogram tahir dengan harga Rp 100.000 per kilogram.

Kemenyan telah digunakan selama ribuan tahun dalam berbagai tradisi, pengobatan, dan ritual keagamaan. Getah ini memiliki tempat istimewa dalam berbagai budaya karena manfaatnya yang luar biasa bagi kesehatan. Getah kemenyan telah digunakan sebagai bahan obat sejak abad ke-14 karena mengandung asam sinamat, asam benzoate, styrol, styracin, vanillin, coniferil sinamat, coniferil benzoate dan suatu resin yang mengandung benzoresinol dan sumaresinotannol.

Peradaban kemenyan telah hidup berabad-abad lamanya di Tanah Batak. Ada tiga kabupaten yang merupakan penghasil utama kemenyan yaitu Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan (Humbahas), dan Dairi. Ada beberapa komunitas masyarakat adat yang hidup dari kemenyan dan ada pula. generasi muda masyarakat adat yang konsisten melanjutkan peradaban kemenyan (marhaminjon), mewarisinya dari leluhur yang hidup dalam wilayah dan hukum masyarakat adat. Kaum bapak dan pria dewasa pergi ke hutan kemenyan, ada yang hampir dua pekan lamanya, biasanya mereka akan kembali ke desa pada akhir pekan.

Hampir semua aspek kehidupan mereka dipengaruhi kemenyan, rumah petani kemenyan semuanya berplafon dari papan kayu sebagai tempat menjemur dan menyimpan kemenyan. Di plafon juga disimpan alat-alat bertani kemenyan, seperti guris, panuktuk, dan agat yang merupakan alat yang khusus dibuat oleh pandai besi setempat, serta alat lain seperti bakul, tali, dan suksung (corong dari kulit kayu).

Produktivitas kemenyan, kata Aswandi (Peneliti BRIN di Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk) meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Perkebunan Sumatera Utara, produksi kemenyan pada 2021 mencapai 8.845 ton dengan luas arean tanaman 23.172 hektar. Produksinya pernah mencapai 11.000 ton dan turun hingga 4.000 ton. Kini, produksinya mulai membaik karena harga yang stabil.

Terdapat pedagang pengumpul kemenyan tingkat desa yang membeli dari para petani kemenyan.

Kemenyan diperdagangkan dengan nama benzoin di perdagangan dunia. Benzoin digunakan untuk bahan obat, pengawet makanan, kosmetik, hingga parfum. Dengan harga Rp 300.000 per kilogram di tingkat petani, nilai ekonomi yang beredar di petani mencapai Rp 2,65 triliun. Nilai yang didapat di tingkat eksportir tentu jauh lebih besar.

Harga minyak benzoin mencapai Rp 5 juta per liter. Aswandi peneliti BRIN sedang mengembangkan teknik pembuatan minyak kemenyan. Biaya produksi minyak benzoin hanya sekitar Rp 400.000 per liter. Proses produksinya bisa dikerjakan di tingkat petani dengan skala usaha mikro, kecil, dan menengah. Proses hilirisasi ini, tentu akan menghasilkan nilai tambah yang berkali lipat,

Leave a Reply