Indonesia memiliki potensi keanekaragaman hayati yang sangat besar baik berupa tumbuhan, hewan, maupun mikroorganisme. Keanekaragaman hayati dan sumberdaya genetik dikuasai dan dipelihara oleh masyarakat lokal, yang melekat erat dengan praktik pemanfaatannya sebagai bahan baku pangan, obat-obatan, sandang, dll, dalam keseharian dan kearifan lokal mereka. Bila ditunjang dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan dapat menghasilkan informasi dasar bagi penemuan senyawa kimia baru yang bermanfaat untuk kesehatan, ketahanan pangan, dan keperluan lainnya.
Indonesia berpeluang menjadi negara terdepan dalam upaya bioprospeksi keanekaragaman hayati. Pengembangan biopropeksi sejalan dengan roadmap Pembangunan Hutan tahun 2045, dimana Bappenas mentargetkan pada tahun 2040 Indonesia menguasai pangsa pasar bioprospeksi dunia. Belajar dari pengalaman Kosta Rika yang menandatangani lebih 20 perjanjian kerjasama dengan industri pada tahun 1991-2002 untuk keperluan bioprospeksi, transfer teknologi, peningkatan kapasitas dan pengembangan kelembagaan, salah satu kunci dari keberhasilannya adalah kerja sama dengan korporasi, yaitu industri kimia.
Yayasan Sarana Wana Jaya
Sang Penyokong Konservasi