Pariwisata sebagai salah satu sektor yang terdampak Pandemi Covid-19 sangat dalam telah berupaya keras mencari terobosan baru yang sesuai untuk dapat bangkit kembali dari keterpurukan dan menjadi sektor unggulan yang mampu memberikan kontribusi terbesar kedua bagi PDRB Indonesia.
Pada awalnya pandemi hanya mengakibatkan krisis kesehatan, namun kemudian merembet ke sektor ekonomi dan keuangan. Terkait hal ini Presiden RI bahkan telah memberikan signal bahwa tahun 2023 akan terjadi krisis ekonomi/keuangan global yang semakin nyata. 

Dampak terhadap sektor dan kegiatan/usaha pariwisata alam terutama sebagai akibat menurunnya aktivitas ekonomi masyarakat, secara agregat telah menyebabkan penurunan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini memberikan efek umpan balik terhadap terjadinya penurunan pendapatan dan daya beli masyarakat, yang sudah tentu akan berimbas pada menurunnya jumlah kunjungan wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri ke berbagai destinasi wisata di seluruh Indonesia.
Memasuki Era Normal Baru (new normal) dewasa ini salah satu sektor wisata yang memiliki potensi besar untuk dibangkitkan ialah wisata alam. Hal ini karena kondisi areal wisata alam yang terbuka di alam, memiliki resiko lebih rendah ketika berwisata di tengah pandemi. Sehubungan dengan itu, potensi kawasan suaka alam (cagar alam dan suaka margasatwa) dan kawasan pelestarian alam (taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam) dan taman buru di Indonesia dengan beragam kekayaan alam flora, fauna dan ekosistemnya yang melimpah, seharusnya mampu memanfaatkan keunggulan tersebut guna ikut membangkitkan kembali sektor pariwisata alam umumnya. Lebih jauh diharapkan agar potensi wisata alam di kawasan hutan konservasi tersebut, pada gilirannya dapat menambah jumlah 10 (sepuluh) Destinasi Wisata Prioritas Program Pemerintah yaitu D.Toba, P.Belitung, Tanjung Lesung, Kep. Seribu, Borobudur, G. Bromo, Mandalika, Labuhan Bajo, TN. Wakatobi dan Morotai. Pariwisata alam di kawasan hutan konservasi tersebut, juga dapat dibangkitkan melalui ekonomi kreatif yang tidak hanya melibatkan masyarakat atau komunitas setempat sebagai sumberdaya yang berkualitas melainkan juga memasukkan unsur pola wirausaha birokrasi yang inklusif dan berkelanjutan.

 

Selengkapnya klik link berikut

Webinar: Kebangkitan Wisata Alam di Kawasan Hutan Konservasi dalam Era New Normal Economy

Post navigation


Leave a Reply